Sabtu, 16 Februari 2013

The Dark Knight Rises

 



Saya kurang tahu kenapa, tapi ada sesuatu antara film superhero dengan trilogi. Seakan-akan, semua franchise superhero harus terhenti di seri ketiganya. Apa yang terjadi selanjutnya adalah antara prekuel atau reboot. Karya Nolan bukanlah pengecualian, walaupun apapun yang terjadi masih mungkin terjadi, The Dark Knight Rises adalah penutup dari trilogi Batman milik Nolan. Uniknya, seringkali, seri ketiga memiliki kualitas jauh di bawah predecessor-nya (ambil contoh trilogi Spider-Man, X-Men, atau Blade) mengakibatkan kenangan pahit lebih mudah diingat ketimbang manis yang telah dihasilkan. Saya cukup lega bahwa The Dark Knight Rises (TDKR) tidak menderita sindrom serupa, bahkan TDKR adalah kado termanis yang bisa Nolan berikan untuk penutup trilogi superhero terbaik sepanjang masa ini.
4 tahun sudah berlalu sejak rilisnya The Dark Knight, film yang merubah semua standard film superhero. Thanks to Heath Ledger’s posthumous oscar winning performance, harapan untuk sekuelnya melambung tinggi. Nolan yang awalnya memasukkan Heath sebagai bagian dari rencananya untuk film ketiga harus mengulang lagi dari awal, saat kematian menyambut aktor muda berbakat tersebut. Nolan sempat tidak ingin melanjutkan ceritanya, tapi ketika akhirnya ia mendapatkan skrip yang menurutnya setara dengan TDK,  jadilah TDKR ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar